• Proses pembentukan tanah Alluvial sangat tergantung dari bahan induk asal tanah dan topografi,

    tingkat kesuburan tanah bervariasi dari rendah sampai tinggi, tekstur dari sedang hingga kasar, serta kandungan bahan organik dari rendah sampai tinggi dan pH tanah berkisar masam, netral, sampai alkalin, kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation juga bervariasi karena tergantung dari bahan induknya.

    Tanah Alluvial memiliki kadar ,pH yang sangat rendah yaitu kurang dari 4, sehingga sangat sulit untuk dibudidayakan.

    Tanah Alluvial atau Inceptisol ini yang masuk kategori bermasalah adalah sulfaquepts, karena mengandung horizon sulfuric (cat clay) yang sangat masam. Tahap perkembangan tanah Alluvial memperlihatkan awal perkembangan yang biasanya lembab atau basa selama 90 hari berturut-turut. Umumnya mempunyai lapisan kambik, karena tanah ini belum berkembang lebih lanjut dan juga kebanyakan tanah ini cukup subur. Alluvial atau Inceptisol merupakan tanah-tanah yang memiliki epipedon dan okrik, horizon albik.

    Sifat Morfologis pada Tanah aluvial

    Terdapat perbedaan sifat morfologis pada tanah Aluvial yang dipersawahan dengan tanah yang tidak dipersawahan. Perbedaan yang sangat nyata dapat dijumpai pada epipedonnya, dimana pada epipedon yang tidak pernah dipersawahan berstruktur granular dan warna coklat tua (10 YR 4/3). Sedangkan epipedon tanah Aluvial yang dipersawahan tidak berstruktur dan berwarna berubah menjadi kelabu. Tanah Alluvial yang lahannya sering menjadi penyebab banjir dan mengalami endapan marine akibat adanya pasang surut air laut, dianggap masih muda dan belum ada perbedaan horizon. Endapan aluval yang sudah tua dan menampakan akibat pengaruh iklim dan vegetasi tidak termasuk inceptisol, mungkin lebih berkembang. (baca : manfaat pasang surut air laut )

    Ciri-ciri pada pembentukan tanah aluvial

    Suatu hal yang mencirikan pada pembentukan Alluvial adalah bahwa sebagian bahan kasar akan diendapkan tidak jauh dari sumbernya.

    Tekstur bahan yang diendapkan pada tempat dan waktu yang sama akan lebih seragam. Makin jauh dari sumbernya semakin halus butir yang diangkut.

    Tanah Alluvial mempunyai kelebihan agregat tanah situs alternatif sbobet yang didalamnya terkandung banyak bahan organik sekitar setengah dari kapasitas tukar katio (KTK), berasal dari bahan bahan sumber hara tanaman.

    Dan disamping itu juga, bahan organik merupakan sumber energi dari sebagian besar organism tanah, dalam memainkan peranannya bahan organik sangat dibutuhkan oleh sumber dan susunanya.

    Tanah Alluvial mengalami proses pencucian selama bertahun-tahun. Tanah ini ditandai dengan memiliki kandungan bahan organik yang tinggi. Vegetasi kebanyakan lumut yang tumbuh rendah. Tumbuhan tumbuh dengan lambat, tetapi suatu lahan yang rendah menghambat dekomposisi bahan organik sehingga menghasilkan tanah yang mengandung bahan organik dan KTK yang tinggi. Tanah Alluvial berwarna kelabu muda dengan sifat fisik jika kering akan keras dan pijal dan lekat jika basah. Kaya akan kandungan fosfot yang mudah larut dalam sitrat 2% mengandung 5% CO2 dan tepung kapur yang halus dan juga berstruktur pejal yang dalam keadaan kering dapat pecah menjadi fragmen berbetuk persegi sedang sifat kimiawinya sama dengan bahan asalnya.

    Kandungan Tanah Aluvial

    Kadar fosfor yang ada dalam tanah Alluvial ditentukan oleh banyak atau sedikitnya cadangan mineral yang megandung fosfor dan tingkat pelapukannya. Permasalahan fosfor ini meliputi beberapa hal, yaitu peredaran fosfor di dalam tanah, bentuk-bentuk fosfor tanah, dan ketersediaan fosfor. Tingkat kesuburan tanah alluvial sangat tergantung dengan bahan induk dan iklim. Suatu kecenderungan memperlihatkan bahwa di daerah beriklim basa P dan K relative rendah dan pH lebih rendah dari 6,5. daerah-daerah dengan curah hujan rendah di dapat kandungan P dan K lebih tinggi dan netral.

    Persebaran jenis tanah alluvial terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sungai-sungai besar seperti di pulau Jawa, Sumatra, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi dan Papua bagian selatan (Sungai Bengawan Solo, Sungai Opak, Sungai Glagah)

    1. Permasalahan Tanah Aluvial

    Kandungan pH pada tanah aluvial tergolong rendah (5,3 – 5,8).

    Terjadinya keracunan alumunium yang sangat tinggi

    Kandungan alumunium terlarut dalam jumlah cukup banyak.

    d. Terdapatnya P terarbsorbsi relatif rendah.

    2. Pengelolaan Tanah Aluvial

    Pemberian pupuk P dapat meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah.

     Kapur pertanian dan pupuk kandang sangat dianjurkan untuk meningkatkan produktivitas tanah aluvial.

     


    votre commentaire



    Suivre le flux RSS des articles
    Suivre le flux RSS des commentaires